Coba kau berpikir sebelum katamu terucap.
Sebelum katamu menghujam perasaan seseorang.
Merendahkannya tanpa ampun.
Padahal siapa sih dirimu? Orang paling kaya? paling cantik? paling tampan? paling pintar? paling tinggi titel dan jabatan? atau paling...
Paling-paling diatasmu ada yang lebih...
Dan bahkan kau takkan mampu menggapai posisi Nya. Yah, Tuhan.
Apakah kau Tuhan?
Bahkan Tuhan tak merendahkan manusia.
Bahkan Tuhan tak membuka
rahasia manusia.
Namun mengapa kau merasa paling, hingga kau bangga menghina saudaramu.
Memfitnah keluargamu.
Merendahkan sahabatmu.
Menyerangnya bahkan di dunia maya?
Kau begitu senang membuatnya menangis terhina. Terluka. Kau torehkan luka dihatinya.
Kata mu begitu dahsyat.
Kau bawa keluarganya. Kau hina orangtua dan anaknya. Kau tertawakan hidupnya yang sederhana. Kau cemooh hijrahnya.
Sadar kah kau.
Hidup ini rahasia Tuhan.
Hidup ini pun berlaku sesuai kata mu.
Kau menghina kelak kau akan terhina.
Kau menyakiti kelak kau akan tersakiti.
Kau mendzolimi kelak kau akan terdzolimi.
Maka jagalah lisan mu. Jika kau tak bisa berkata baik maka diam lah. Jika kau ada rasa tak suka, datangi dan bicara santun kepadanya.
Bukan kah orangtua telah mengajari mu untuk lembut kepada sesama? Santun bertutur?
Yang muda hormati yang tua.
Yang tua mengayomi dan menghargai yang muda.
Kata-kata mu mencermin kan dirimu.
Maka pikir lah sebelum kau berkata.
Jangan sampai hinaan mu kelak kembali kepada mu.